Setelah kami istirahat sejenak untuk menenangkan diri, kembali kami
tertantang dengan seucap kata dari salah satu teman kami, yaitu RUMAH GURITA. Perjalanan kami lanjutkan, menyusuri sunyinya kota Bandung kala itu. Sepanjang fly over Pasoepati, kami hanya fokus dengan 1 hal... MENTAL.
Bermodalkan cerita dari mulut ke mulut, kami berhasil menuju areal jalan
menuju lokasi yang kerap menimbulkan rasa penasaran khalayak umum
tersebut (posisi masih di seberang jalan komplek menuju lokasi, tepatnya
di seberang Hotel Tropicana).
"Yang mana sih gangnya?, ada yang tau gak?". Dimana, dimana, dan dimana,
itu kata yang sempat kami perdebatkan. Padahal dengan jelas aku sendiri
yang pernah mencoba pergi ke rumah tersebut (ke depan rumah gurita),
menjadi sangat bingung, linglung, dan pusing sekali (mungkin ini yang
disebut "pagar" oleh orang zaman dahulu. Fungsinya membuat linglung
orang yang berniat mendatangi area yang dipasangi "pagar" tersebut.
Suasana mistis mulai terasa saat itu). Lalu dengan saranku, lebih baik
kita putarkan saja dahulu arahnya, agar kita lebih mudah mencari
gangnya.
Perasaan linglung kami mencapai puncaknya!! sangat jelas terasa... Kami
merasa yakin, bahwa gang tempat masuk menuju rumah gurita, ada di
sebelum hotel tropicana (itu kami lihat ketika kami masih di jalur
seberang). Dan ketika kami hampiri, gang itu menjadi gang yang berbeda,
suasananya, semua menjadi beda (logikanya, apabila kami salah mengira
gangnya di sebelum hotel, pastilah salah seorang dari kami menyadari
karena mungkin salah satu dari kami ada dalam keadaan sadar yang
"wallahualam bissawaf" tidak terkena efek "pagar" tersebut. Namun tidak
ada satupun).
Akhirnya, kami meneruskan perjalanan dan maju perlahan. Tiba2, aku
terkejut! bahwa gang yang pernah ku masuki untuk menuju rumah tersebut,
tiba2 berada di sebelum pom bensin pasteur. Heran bercampur kaget,
kenapa bisa gang tersebut berpindah? padahal dengan jelas, saat dulu aku
pernah kesana, itu berada di sebelum tropicana!
Namun sayang, mungkin karena niat dan iman kami yang masih lemah,
"pagar" itu menang. Entah mengapa, pintu gerbang komplek itu tiba2
dijaga oleh satpam yang bisa dibilang, wajahnya dingin, hitam dan pelit
senyum. Disitu kami sempat berunding, apakah mau diteruskan atau tidak,
karena tekanan mistis begitu kuat saat mencapai gerbang tersebut. Dan
akhirnya, ketua kami memilih untuk mengalah (alasannya, knalpot motor
satria fu teman kami ditakutkan mengganggu warga komplek, karena sangat
bising. Namun, sampai saat ini pun aku yakin, dia mengerti sesuatu).
Akhirnya kami memutuskan untuk pulang, karena waktu sudah menunjukan
pukul 01.00 WIB.
Kami mulai menyusuri fly over kembali dengan kecepatan yang santai.
Mungkin, karena mereka memperingatkan (atau tidak tahu apa), punggung
sebelah kiriku dan temanku terasa berat sekali, dan itu terjadi
bersamaan!. Teman yang ku bonceng berkata "Wah, ada yang ikut nih". Aku
yang sudah terbiasa dengan kata2nya (temanku itu salah satu yang bisa
merasakan), tidak heran, dan aku pun percaya. Aku hanya berfikir,
mungkin mereka memberi peringatan atas apa yang kami lakukan.
Sepanjang jalan, aku terus bergumam. Mungkin yang ikut bersamaku, adalah
"penjaga" dari rumah gurita tersebut yang diutus, karena mereka tahu
kami akan mengusik ketenangan mereka. Namun seiring berjalan, pegal itu
menghilang, dan kami kembali tidak merasakan pegal. "Kali ini mungkin
aku belum berhasil memasuki kembali areal rumah itu. Namun suatu hari,
aku akan melakukannya lagi dan berhasil", pikirku.
nb :
Sebelumnya, aku mengenal rumah gurita adalah "gereja setan" dari
mantan pacarku yang kebetulan beragama Kristen, jadi dia mengetahui
lebih detail bagaimana gereja setan itu dari kebaktiannya di Gereja.
Bagi yang belum pernah masuk areal kompleknya, sedikit gambaran, rumah
gurita tersebut bila dilihat, tidak mempunyai pintu masuk yang umum.
Analisa ku, hanya satu pintu masuknya yaitu rumah yang bernomor "666" (koreksi jika salah), karena pernah aku berjalan mengelilingi areal rumah gurita tersebut, nihil ! tak ada satu pun jalan.
Tepat didepan rumah tersebut, ada sebuah bengkel mobil, dan berada di
jalan yang buntu. Kondisi rumahnya sendiri, meski terhalang rumah 666
tersebut, tepat di atas genting bisa kita lihat kaca patri yang
bergambar (maaf sekali untuk pembaca sekalian, bagi saudaraku yang
beragama Kristiani, maaf sekali) Yesus, menyembah lucifer dan salib
terbalik (itu mantanku yang memberi tahuku sampai dia menangis
ketakutan), dan ada kaca patri yang bergambar 4 raja2 di dalam kartu
remi: raja sekop, raja hati, raja keriting, raja wajik (bila tidak
salah, salah satu dari raja2 tersebut ada raja Daud. Bisa search di
internet).
Maaf, cerita terlalu panjang, tetapi zip ingin membeberkan semua secara detail tanpa yang terlewat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar