Kamis, 15 November 2012

POTENSI FILM HOROR DI INDONESIA

Met malem, Guys! Sorry banget udah lama nggak ngupdate blog ini. Soalnya, kemaren-kemaren banyak banget kesibukan di dunia nyata yang mesti Gue jalanin, belom lagi Gue lagi dilanda semangat yang gila-gilaan dalam hal nulis cerita fiksi bergenre fantasi. Kalo penasaran sama tulisan fiksi Gue bisa liat di sini ya.
Lanjut! Jadi gini, Gue sebetulnya bahagia banget bisa dilahirkan, hidup, dan bertumbuh di Indonesia. Begimana nggak? Negara ini bener-bener kaya budayanya, kaya hasil buminya, kaya juga kreatifitas dari sumber daya manusianya. Termasuk ke dalamnya kekayaan legenda. Di setiap daerah pasti punya yang namanya legenda yang biasanya nyeritain asal-muasal suatu tempat, kejadian, atau bahkan sebuah benda. Sebut aja legenda Tangkuban Parahu, yang secara logika memang terkesan absurd banget, ngedepak perahu raksasa sampe tengkurep dan POOFF!! jadilah gunung. Tapi, ya begitulah, tetap aja ini adalah salah satu contoh dari kekayaan yang dimiliki bangsa kita ini. Saking kayanya bangsa ini, bahkan dari segi mistis aja bisa beragam banget hantu-hantunya. Hantu-hantu ini ada yang sifatnya nasionalis ada juga yang masih seneng mangkal di lokalisasi. Eh, maksudnya masih terkenal di daerah-daerah tertentu aja di Indonesia, belum mencakup seluruh Indonesia.

Kalo kita sering nonton film barat, pasti sebetulnya jenis-jenis makhluk mistis yang kelihatan cuman itu-itu aja. Sebut aja Drakula (Vampire versi Bram Stoker), Vampire (dengan segala bentuknya, mulai dari yang blink-blink ala Edward Cullen, sampai Vampire tingkat rendah yang bisa terbang dan beringas, ada juga Werewolf, yaitu sosok manusia biasa yang terkena kutukan. Jadinya, tiap ketemu bulan purnama, yang bersangkutan bakalan berubah wujud jadi serigala. Selain itu, ada juga legenda macem Bloody Mary yang katanya bisa menghantui siapa aja yang ngucapin namanya tiga kali di depan cermin. Dan yang dulu pernah jadi film hits misalnya aja Mummy. Sekelompok mayat yang diawetkan, dikasih perban, terus karena suatu sihir tertentu jadi idup. Mirip-mirip lah sama sodaranya si Zombie dengan berbagai macam versinya.
Tapi, ya cuma begitu aja. Kadang film horor barat itu malah menampilkan sosok hantu yang betul-betul imajinatif, jadi di negaranya sendiri belom tentu ada, cuma karakter fiktif dari sebuah film, misalnya di film Insidious, John Carpenter's Vampire, atau The Exorcist Saga.
Coba bandingkan dengan hantu-hantu legenda dari Indonesia. Jumlahnya amat sangat banyak dan beragam. Ini salah satu keunggulan dari negara kita ini. Yang Gue tau ada beberapa hantu nasional yang saat ini lagi naik daun dan namanya sering banget muncul di bioskop-bioskop. Sebut saja pocong dan kuntilanak. Jaman dulu juga pernah ada hantu Pastur Jeruk Purut, tuyul, and jelangkung. Belom lagi yang mendadak terkenal lewat sosial media dan juga udah berhasil dibuat film, seperti Nenek Gayung.
Di beberapa daerah di Indonesia juga ada legenda seperti Nyi Blorong and Nyi Roro Kidul. Di Bali ada Leak, belom lagi kolor ijo, genderuwo, si Manis Jembatan Ancol, hantu Terowongan Casablanca dan banyak banget yang lainnya, yang emang punya legenda resminya tersendiri.
Gue sempet bikin thread diskusi di salah satu grup blogger di Facebook, yang isinya pertanyaan tentang negara mana yang kalo bikin film horor paling serem. Ternyata, kalo dibikin ranking hasilnya sebagai berikut :
  1. Thailand : 60%
  2. Jepang : 28%
  3. Indonesia : 12%
Wah, ternyata Thailand adalah negara penghasil film horor terseram di dunia menurut pendapat kebanyakan orang. Kok bisa ya? Padahal jenis hantu di Thailand itu terbatas loh. Kalo pernah tau film Thailand yang judulnya NangNak, di sana sebenernya tampilan hantunya hampir mirip sama Kuntilanak di negara kita loh. Tapi, kenapa ya kok filmnya bisa jadi serem banget gitu? Bukannya Indonesia juga sering bikin film yang nampilin kuntilanak? Oke, Gue udah merangkum beberapa pendapat yang datengnya dari kepala Gue sendiri, alasan kenapa film horor Thailand bisa sukses bikin merinding penontonnya. Ini berdasarkan beberapa film horor Thailand yang udah Gue pernah Gue tonton.
  1. Pemilihan setting yang cerdas. Yap, salah satu bagian terpenting dari film adalah pemilihan setting. Setting yang serem bakalan meningkatkan adrenalin semenjak hantunya belum muncul. Misalnya aja seting di tengah hutan deket pedesaan terpencil yang minim lampu, atau di dalem gedung bioskop? Pokoknya sampai sekarang, film yang sukses bikin ketakutan adalah yang settingnya remang-remang dan banyak benda-benda aneh. Dan film horor Thailand kebanyakan memang sangat memperhatikan masalah setting.

  2. Akting artisnya lebih spontan dan natural. Kejadian di dalam film layaknya kejadian sehari-hari yang direkam dan dibuat dalam bentuk cerita. Dari mulai adegan ngobrol sampe ekspresi ketakutan artis-artisnya sangat natural. Nggak keliatan dibuat-buat dan nggak kaku. Ini jelas bisa menghipnotis penonton biar ikut ngerasain apa yang dirasain sama sang artis di film tersebut.

  3. Cerita yang terfokus dan konsisten. Yap, kebanyakan film Thailand dan beberapa film Asia lainnya (selain Indonesia tentunya) punya nilai lebih dalam hal penggarapan cerita. Biasanya, film-film mereka sangat terfokus dan terarah. Nggak dilebih-lebihin dan nggak dikurang-kurangin. Pokoknya masih dalam batas kewajaran sebuah film horor. Lagipula ceritanya lebih jelas mau apa dan bagaimana mau diakhiri. Jadi, lebih enak untuk diikuti karena opening sampe ke ending bener-bener diplot dengan baik.

  4. Make up hantu yang meyakinkan. Nah, mungkin ini yang jadi andalan film-film Thailand. Yaitu, make-up artist yang begitu seram. Gue ngebayangin hantu di film Coming Soon yang mukanya serem abis. Padahal nggak ada adegan gore yang implisit, tapi make up itu betul-betul bikin suasana mencekam bagi siapa aja yang liat.

  5. Backsound yang menakutkan. Ciri khas dari film horor itu adalah backsound yang bikin perasaan jadi meringis ngedengernya. Biasanya nadanya nggak terlalu ribet, dan kadang juga pake orchestra. Ah, entahlah dalam beberapa sudut dengar (ceilah, bahasa Gue) musik klasik juga bisa jadi mencekam loh. Ya, tergantung penggarapannya dan pemanfaatannya di dalam film.

Yap, yang punya ciri-ciri di atas emang nggak cuman film Thailand, tapi juga film horor mancanegara. Coz, walaupun Thailand terkenal dengan film horor paling serem, ngga berarti juga negara lain nggak punya film seremnya sendiri.
Nah, sekarang gimana dengan film horor yang ada di Indonesia? Gue ngebayanginnya aja udah merinding. Bukan merinding gara-gara takut yah, tapi merinding ngebayangin masa depan film horor di Indonesia. Kalau dilihat dari segi hantu-hantunya, Indonesia emang nyeremin dan beragam. Tampilan kuntilanak dan pocong di poster-poster film horor Indonesia juga menakutkan, terlebih ada hiasan darah dan efek-efek gelap. Tapi, ada beberapa hal yang Gue sayangin banget nih. Film horor di Indonesia bisa dikatakan 80% dari total keseluruhannya nggak bermutu. Kenapa bisa nggak bermutu? Nih, alasan Gue :
  1. Di saat orang barat mulai mengurangi adegan panas di setiap film-film horor yang mereka buat, Indonesia justru malah sedang berlomba-lomba menampilkan adegan panas di dalam film horornya.

  2. Miskin kreatifitas. Padahal hantu yang ada di Indonesia ini sangat beragam, tapi kenapa yang diangkat ceritanya cuma yang itu-itu aja? Gue rasa ini jadi mubazir. Banyak banget legenda horor lain yang belom pernah diangkat ke dalam sebuah film. Selain itu alur cerita yang ditawarkan juga cuma itu-itu aja. Sekalinya ada yang pengen bernuansa beda, eh, ujung-ujungnya malah niru film luar negeri. Contohnya "Terekam" yang niru abis "Paranormal Activity".

  3. Sekarang ini daripada dibilang murni horor, kebanyakan malah menampilkan komedi cabul yang sama sekali ngga sehat buat generasi penerus. Lagipula saat ini pihak bioskop jarang banget ada yang strict sama aturan umur. Film berlabel dewasa juga dengan mudahnya ditonton sama remaja SMP sampe SMA. Padahal rating dewasa di Indonesia itu setara dengan 21 tahun ke atas. Ini sedikit beda dengan Eropa, Amerika, dan Jepang yang rating dewasanya setara dengan 18 tahun ke atas.

  4. Artis dan aktornya murahan. Terbukti dengan aktingnya yang rata-rata standar banget, malah mendekati buruk. Ekspresi yang dibuat-buat, kelucuan yang dipaksakan, dan (sorry) nyatanya saat ini kebanyakan artis yang nampang di film horor cuma artis-artis yang hobi banget jual diri. Ngga perlu Gue sebutin nama artis-artisnya, kalian juga pasti tau kok. Lagipula yang sering mejeng di film horor kebanyakan ya itu-itu aja.

  5. Penggunaan judul film yang terdengar cabul dan nggak masuk akal. Katakanlah "Pacar Hantu Perawan", "Rintihan Kuntilanak Perawan", "Suster Keramas", "Hantu Puncak Datang Bulan" dan judul-judul lainnya yang tentunya mengundang pikiran-pikiran mesum buat siapa aja yang baca. Gue bilang ini namanya ambang kehancuran perfilman horor di Indonesia. Di mana mereka menjual sesuatu yang berbau mesum daripada horornya sendiri. Gue berani bertaruh kebanyakan orang (terutama cowok) pasti nonton film horor Indonesia bukan karena ngejar horornya, tapi lebih ke rasa penasaran ngeliat artisnya beradegan panas. Gue sih nggak pernah nonton film horor Indonesia, karena udah ilfeel duluan sama judul dan posternya.
Kalo diliat-liat lagi, ternyata kelima poin di atas itu isinya hampir sama. Intinya adalah cabul, mesum, dan porno. Inilah yang lagi banyak berkembang di pikiran para crew film. Mungkin mereka berpikir kalo orang Indonesia itu piktor semua sampe-sampe menganggap menjual sesuatu dengan bau-bau porno bakalan membuat produknya laku dipasaran. SALAH! SALAH BESAR! Apa yang kita liat adalah apa yang kita pelajari. Anak-anak melihat dan belajar. Jadi, selain obsesi crew di bidang perfilman untuk meraup banyak keuntungan, harusnya sih mikirin juga dong yang terbaik bagi generasi penerusnya kelak.
Satu per satu bintang film panas dari berbagai negara diundang untuk main film horor Indonesia. Apalagi coba yang mereka rencanain selain meracuni anak muda Indonesia? Sebetulnya yang begini harus diperangi. Gue juga rada heran sih kenapa lembaga perfilman di Indonesia masih aja ngasih izin film-film sampah begini tembus bioskop-bioskop lokal dan nasional. Mungkin pengen juga kecipratan keuntungan. Mungkin.
Nah, bicara soal judul yang lagi Gue bahas, gimana sebetulnya potensi film horor di Indonesia ini? Diliat dari segi sinematografi, desain grafis, dan lighting, semuanya udah sangat-sangat mendukung dan oke punya. Mungkin ada beberapa hal yang mesti diperhatikan buat generasi baru pembuat film di Indonesia nantinya. Jadi, kalo kalian yang baca ini termasuk salah seorang calon crew dari sebuah proyek film di masa mendatang nanti harap perhatikan saran Gue ini :
  1. Masalah judul. Tahukah kalian kalo judul yang nggak menampilkan nama si hantu itu sendiri bakalan bikin lebih penasaran. Gue cukup salut dengan film horor lokal yang berani ngasih judul nama tempat dan nggak nampilin hantu apa yang ada di dalam film itu. Seperti, "Rumah Dara", "Perfect House", "Terowongan Casablanca", dan macem-macem judul lainnya. Menurut Gue, judul tersebut lebih kreatif daripada sekedar "Pocong ini kenapa", "Kuntilanak ini begimana". Lewat judul yang kreatif juga bisa bikin calon penonton menduga-duga isi ceritanya, dan akhirnya penasaran sendiri.

  2. Masalah skenario, isi cerita dan plot. Coba dong diperbaiki semuanya. Hilangin adegan-adegan porno. Hilangkan candaan-candaan sarkastik, nggak lucu, dan juga cabul di dalemnya, pokoknya hentikan segala bentuk pelecehan seksual terhadap kaum wanita. Mulailah jual film yang mengatasnamakan kualitas. Buat isi cerita yang kreatif, plot yang bagus dan nggak asal-asalan, serta NILAI MORAL yang ada di dalamnya. Yap, kebanyakan anak bangsa melupakan pentingnya nilai moral dalam sebuah karya, akhirnya menjadikan karya-karya tersebut cuman seonggok sampah yang nggak ada manfaatnya.

  3. Masalah akting. Gue nggak tau gimana cara kerja seorang sutradara, koreografer, dan lain-lain yang terlibat di dalam pembuatan film. Tapi yang jelas, tolong dong perhatikan akting artis-artisnya. Harus bisa senatural mungkin, dan kalo emang masih kaku ya dilatih sampe bisa sempurna. JANGAN GARAP FILM ASAL JADI! Dari segi sinematografi juga harus diperhatikan seninya, jangan cuman asal sorot karena bisa bikin efek norak. Contohnya film yang asal sorot adalah SINETRON DI TIPI.

  4. Masalah setting. Dari trailer-trailer yang sering Gue liat, film horor Indonesia itu kebanyakan ngambil setting di tempat-tempat seperti rumah sakit, kamar, kamar mandi, dan tempat-tempat lainnya yang biasa. Padahal Indonesia ini luas, banyak banget tempat-tempat lain yang bisa dijadikan setting keren. Harus Gue akuin Indonesia emang belom punya studio film sekaliber Warner Bros, Universal Studio, atau pun Paramount Pictures. Tapi, nggak berarti ini mengurangkan kualitas film-film yang kita punya. Hutan-hutan di Indonesia banyak loh. Makanya Gue salut sama "Modus Anomali" yang ngambil setting nggak biasa dengan sinematografi A+.
Gue rasa hal-hal di atas aja yang pengen Gue sampein. Intinya, perkembangan perfilman di Indonesia dari segi pengelolaan, sinematografi, sound effect, lighting, dan bahkan backsound udah amat sangat bagus. Hei, jujur Gue suka sama psoter film "Nenek Gayung" dan "Kuntilanak Saga". Posternya "Suster Keramas 2" juga oke, sayangnya judul nggak mendukung. Tinggal memajukan kualitas isi cerita, akting, dan hal-hal lainnya. Ingat, Indonesia negeri yang sangat kaya. Beragam banget segala sesuatunya. Sayang kalo nggak dimanfaatin maksimal.
Gue bakalan nunggu sampe perfilman (terutama film horor) di Indonesia makin berkembang ke arah yang positif dan lebih baik lagi. Kalo udah baik kan jadi nambah tuh referensi hiburan keluarga yang aman dan berkualitas, dan tentunya ada nilai pembelajarannya juga.
Sampe di sini dulu deh update Gue, udah panjang banget. Hehehe. Sampe ketemu di postingan Gue selanjutnya. Jangan lupa untuk selalu "Be Positive, Think Innovative, and Keep Optimist" okay! Salam blogger!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar